PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Guru adalah komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensional di bidang pembangunan. Oleh karena itu, yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada diri setiap guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan -atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of knowledge,tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Berkaitan dengan ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya mengantarkan siswa/anak didik ke taraf yang di cita-citakan. Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi kepentinga anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaan yang menyebabkan guru yang dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dan guru adalah ujung tombak dalam rangka mencerdaskan anak bangsa,baik itu dalam aspek spiritual,intelektual dan juga emosional.[1]
Di dalam UUD No. 20 Tahun 2003 di katakan bahwa tujuan pendidikan itu adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa” oleh karena itu,yang di butuhkan disini adalah peran guru untuk mewujudkan hal tersebut, tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa bantuan guru.
Guru adalah orang kedua dari orang tua anak didik. Guru dan para pendidik pada umumnya merupakan perintis pembangunan di seluruh bidang kehidupan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.[2]
Guru itu diibaratkan seorang supir motor, supir itulah yang akan menggerakkan kemana tujuan yang akan dituju. Jadi, dalam proses pembelajaran seorang guru memiliki peranan yang sangat penting, yang mana guru ini senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan diharapkan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan intraksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral paranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan berintraksi dengan siswanya. Berikut akan dibahas apa-apa saja peran guru dalam proses pembelajaran.[3]
B. PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil tekhnologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar nagi siswa. Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimana pun hebatnya kemajuan tekhnologi, peran guru akan tetap di perlukan. Tekhnologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak bisa mengganti peran guru.
Peranan guru dalam proses pembelajaran menurut para ahli Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat,motivataor sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang di ajarkan.
1) Havighurst, menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
2) James W.Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain, menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
3) Federasi dan Organisasi Profesional Guru Sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah,tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer dari nilai dan sikap.[4]
Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang di kemukakan oleh Moon (1989),yaitu sebagai berikut:
1. Guru Sebagai Perancang Pembelajaran
Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didik pada suatu waktu tertentu. Di sini guru dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakn PBM tersebut dengan memperhatikan berbagai komponen dalam sistem pembelajaran yang meliputi:
a. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas, perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif,sistematis, dan fungsionsl efektif.
b. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.
c. Menyediakan sumber belajar , dalam hal ini guru berperan sebaagai fasilitator dalam pengajaran.
d. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator dengan memperhatikan relevansi (seperti juga materi), efektiif dan efisien,kesesuaian dengan metode, serta pertimbangan praktis.
Jadi, dengan waktu yang sedikit atau terbatas tersebut, guru dapat merancang dan mempersiapkan semua komponen agar berjalan dengan efektif dan efisisen.[5]
2. Guru Sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar, merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia sdapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar berperan sebagai sumber belajar bagi anak didikya. Apa pun yang ditanyakan siswa sekaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan dapat menjawab dengan penuh keyakinan.
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
Ø Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji bersama siswa.
Ø Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat di pelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain.
Ø Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran. Misalnya dengan menentukan mana materi inti , yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan mana materi yang harus diingat kembali karena pernah dibahas dan lain sebagainya. Melalui pemrtaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.[6]
3. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Selain itu, guru juga berperan dalam membimbing pengalaman sehari-hari ke arah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri. Salah satu ciri manajemen kelas yang baik adalah tersedianya kesempatan bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada hingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Dan guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingg memungkinkan untuk menciptaksan situasi belajar yang baik mengendalikan pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan.[7]
Menurut Ivor K.Devais,salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru. Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran Alvin C. Eurich menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru adalah sebagai berikut:
ü Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa,maka siswa harus mempelajarinya sendiri.
ü Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement.
ü Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruha lebih berarti.
ü Apabila siswa diberi tanggungjawab,maka ia lebih termotivasi untuk belajar.[8]
4. Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.
Agar dapat melaksankan peran sebagai fasilitator dalam proses pembeljaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut.
b. Guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media.
c. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbi sumber belajar.
d. Sebagai fasilitator guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
5. Guru Sebagai Demonstrator
Guru sebagai demonstrator berperan untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
a. Guru harus menunjukkan sifat-sifat terpuji. Sebagai demonstrator guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa.
b. Guru harus dapat mengatur strategi pembelajaran yang lebih efektif.
6. Guru Sebagai Pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka.
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki:
a. Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
b. Guru harus terampil dalam merencanakan tentang tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai, maupun merencanakan proses pembelajaran.[9]
7. Guru Sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motiv-motiv yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karna menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.[10]
8. Guru Sebagai Konselor
Sebagai konselor guru diharapkan akan dapat memproses segala masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan agar:
Ø Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta didikdengan orang tuanya.
Ø Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan bermacam-macam manusia.
Guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi, harapan, prasangka, ataupun keinginannya. Semua hal itu akan memberikan pengaruh pada kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain, terutama siswa.
9. Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Ada dus fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator.
· Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
· Untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
Guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua kegiatan ini akan mendapatkan umpan balik tentang pelaksanaan intraksi edukatif yang telah dilakukan.
10. Guru Sebagai Pelatih
Kegiatan ini dilakukan dengan asumsi bahwa dalam beberapa hal, para siswa telah memiliki informasi dan keterampilan baru sebelum presentasi resmi dari guru. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran tersebut lebih bersifat pengembangan dan penyempurnaan penguasaan kompetensi. Peran guru sebagai pelatih adalah sebagai berikut:
· Presentasi tim
Bantulah untuk membuat bahan pendukung presentasi sehingga mereka mudah menyampaikan gagasan dasar penting yang dimaksud.
· Pencaraian konsep
· Wawancara investigasi
· Uji coba kolaboratif.[11]
11. Guru Sebagai Pelaksana Kurikulum
Kurikulum adalah separangkat pengalaman belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita-citakan.keberhasilan dari suatu kurikulum yang ingin di caapai sangat bergntung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Artinya, guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam upaya mewujudkan segala sesuatu yang telah tertuang dalam suatu kurikulum resmi. Bahkan pandangan Mutakhir menyatakan bahwa meskipun suatu kurikulum itu bagus, namun berhasil atau gagalnya kurikulum pada akhirnya terletak di tangan pribadi guru. Terdapat beberapa alasan sebagai berikut:
a. Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas.
b. Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat pembelajaran.
c. Gurulah yang langsung menghadapi berbagai permasalahan yang muncuk sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum di kelas.
d. Tugas gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dan melaksanakan upaya itu.
Guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang
oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan bermakna sebagai suatu alat pendidikan, dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidak akan efektif. asanSencari gageorang guru haruslah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum, selain tugas utamanya Pembina kurikulum.ini berarti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik pendidikan dan praktik pembelajaran pada khususnya. Hal ini harus dilakukan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Seorang guru harus menganggap bahwa kurikulum sebagai program pembelajaran yang harus diberikan kepada peserta didik bukan sebagai barang mati, sehingga apa yang terdapat dalam kurikulum dapat dijabarkan oleh guru menjadi suatu materi yang menarik untuk disajikan pada peserta didik selama proses pembelajaran nerlangsung. Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. Murray Printr (1993)mencatat peran guru dalam level ini adalah sebagai:
Baca : Perkembangan Islam di Banten
· Implementers
· Adapters
· Developers
· Researchers
12. Guru Sebagai Supervisor
Sebagai supervisor,guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara krirtis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisor harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya., atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan semua kelebihan yang dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang disupervisi.[12]
C. Kesimpulan
Guru adalah komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensional di bidang pembangunan. Oleh karena itu, yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang.
. Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimana pun hebatnya kemajuan tekhnologi, peran guru akan tetap di perlukan. Tekhnologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak bisa mengganti peran guru.
Peranan guru dalam proses pembelajaran menurut para ahli Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat,motivataor sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang di ajarkan.
Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang di kemukakan oleh Moon (1989),yaitu sebagai berikut:
1. Guru Sebagai Perancang Pembelajaran
2. Guru Sebagai Sumber Belajar
3. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
4. Guru Sebagai Fasilitator
5. Guru Sebagai Demonstrator
6. Guru Sebagai Pembimbing
7. Guru Sebagai Motivator
8. Guru Sebagai Konselor
9. Guru Sebagai Evaluator
10. Guru Sebagai Pelatih
11. Guru Sebagai Pelaksana Kurikulum
12. Guru Sebagai Supervisor
D. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar peran guru dalam proses pembelajaran lebih ditingkatkan lagi. Makalah ini disajikan secara umum bagi pembaca dan khususnya untuk guru itu sendiri. Dengan adanya makalah ini guru dapat memahami apa-apa saja peran yang harus dilakukannya dalam proses pembelajaran agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Penulis menghaarapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
B.Uno, Hamzah, 2011, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaipul Bahri, 2005, Guru dan Anak Didik dalam Integrasi Edukatif, Jakarta: RINEKA CIPTA.
Sahertian,Ida Aleida, 1992, Supervisi pendidikan, Jakarta:.RINEKA CIPTA.
Sanjaya, Wina, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Kencana.
Sardiman A.M 2011, Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RAJA GRAFINDO PERSADA.
Suyanto, 2013, Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Erlangga
[1] Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik dalam Integrasi Edukatif (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2005), hlm. 30.
[2] Ida Aleida Sahertian,Supervisi pendidikan, (Jakarta: RINEKA CIPTA,1992),hlm.7.
[3] Sardiman A.M, Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: RAJA GRAFINDO PERSADA, 2011), hlm.143.
[4] Ibid., hlm. 143-144
[5] Hamzah B.Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 22-23.
[6] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta : kencana, 2010), hlm. 281-282.
[7] Hamzah B. Uno., Op. cit., hlm. 23.
[8] Wina Sanjaya., 0p. Cit., hlm. 283.
[9] Ibid., hlm. 282-287.
[10] Syaiful Bahri Djamarah., Op.cit. hlm. 45.
[11]Suyanto,Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Erlangga,2013),hlm.85-86
[12] Syaiful Bahri Djamarah, Op.cit., hlm. 47.
0 Response to "Peran Guru dalam Pembelajaran"
Post a Comment