Peran Kebijakan Moneter Dalam Memajukan Perekonomian di Indonesia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak krisis keuangan melanda Asia pada akhir tahun 1990-an dan era jatuhnya rezim Presiden Suharto di Indonesia, menyebabkan penurunan ekonomi yang besar dan searah dengan pengeluaran masyarakat, dimana utang dan subsidi meningkat secara drastis, sementara itu belanja pembangunan dikurangi secara tajam.
Sekarang ini, Indonesia berhasil keluar dari krisis dan berada dalam situasi dimana negara ini memiliki sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Perubahan ini terjadi karena kebijakan makroekonomi yang hati-hati dan yang paling penting defisit anggaran juga sangat rendah. kemudian cara pemerintah membelanjakan dana telah mengalami transformasi melalui "perubahan besar" desentralisasi tahun 2001 yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari keseluruhan anggaran belanja pemerintah beralih ke pemerintah daerah pada tahun 2006. Hal lain yang sama pentingnya, pada tahun 2005, harga minyak internasional yang terus meningkat menyebabkan subsidi minyak domestik Indonesia tidak bisa dikontrol, mengancam stabilitas makroekonomi yang telah susah payah dicapai. Walaupun terdapat risiko politik bahwa kenaikan harga minyak yang tinggi akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih besar, pemerintah mengambil keputusan yang berani untuk memotong subsidi minyak.(Wikipedia, 2014)
Tahun 2013 merupakan tahun penuh perubahan dan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Di tengah berbagai masalah struktural yang belum terselesaikan, perubahan kondisi ekonomi global di tahun 2013 memunculkan ancaman terhadap stabilitas makroekonomi dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah mampu mendorong ekonomi bergerak ke tingkat yang lebih seimbang dan mengembalikan stabilitas makroekonomi. Ke depannya, perekonomian Indonesia diperkirakan bias lebih baik, meskipun berbagai risiko perlu terus diantisipasi. Kebijakan Bank Indonesia di tahun 2014 akan tetap fokus pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi. Upaya-upaya ini tetap harus didukung oleh percepatan reformasi struktural dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(Laporan Perekonomian Indonesia, 2014)
Baca : Kerajaan Bercorak Islam
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kebijakan moneter?
2. Apa yang dimaksud dengan tujuan, fungsi dan peran kebijakan moneter untuk kemajuan perekonomian di Indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan uang dan inflasi serta kaitannya kebijakan moneter yang ada di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa sebenarnya kebijakan moneter yang ada di Indonesia
2. Mengetahui cara mengimplementasikan tujuan, fungsi dan peran dari kebijakan moneter untuk kemajuan perekonomian yang ada di Indonesia
3. Mengetahui kaitan antara kebijakan moneter dengan inflasi yang berdampak pada perekonomian Indonesia
PEMBAHASAN
A. KEBIJAKAN MONETER
1. Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Kegiatan perekonomian tersebut ialah kegiatan ekonomi makro yang tercermin dalam kestabilan harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembangan pertumbuhan ekonomi dan luasnya kesempatan kerja yang tersedia. Kebijakan moneter yang dimaksud di atas merupakan bagian integral dari kebijakan ekonomi makro yang pada umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan siklus ekonomi, sifat perekonomian suatu negara (terbuka atau tertutup) serta faktor-faktor fundamental ekonomi lainnya.(Ari Kusuma Astuti, 2015)
2. Peran kebijakan moneter
Berikut adalah peran dari kebijakan moneter:
A. Mempertahankan iklim investasi
Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan tetap hidup. Jika inflasi rendah maka suku bunga bank juga cenderung rendah. Rendahnya suku bunga bank akan mendorong orang untuk melakukan investasi.
B. Memperluas kesempatan kerja
Kebijakan moneter dapat menciptakan iklim kondusif bagi berlangsungnya kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi membutuhkan tenaga kerja. Adanya kegiatan ekonomi berarti pula memperluas kesempatan kerja.
C. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga barang dan jasa sangat dibutuhkan para investor dan pengusaha dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berjalan baik maka menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
D. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
Neraca pembayaran nasional dikatakan baik jika mengalami surplus atau nilai ekspor melebih nilai impor. Untuk mencapai kondisi tersebut, kebijakan moneter yang terkait dengan nilai kurs(mata uang) sangat diperlukan. Kebijakan moneter dapat mempertahankan stabilitas kurs maupun menurunkan ke tingkat yang diinginkan. Dengan suatu tingkat kurs tertentu, diharapkan barang-barang produksi dalam negeri akan bisa lebih murah dibanding produk dari negara lain. Kondisi ini meningkatkan daya saing produk dalam negeri sehingga pada akhirnya akan memperbesar volume ekspor (menciptakan neraca pembayaran yang surplus).
E. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka. Dalam keadaan apabila nilai kurs mata uang rupiah merosot tajam dibanding dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar.
F. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil sehingga dapat menjalankan usahanya. Untuk menciptakan keadaan seperti itu, maka Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tujuan kebijakan ini adalah untuk menurunkan atau menaikkan jumlah uang yang beredar (JUB). Apabila harga barang dan jasa naik terus-menerus (tidak stabil) maka Bank Indonesia menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia agar jumlah uang yang beredar berkurang sehingga laju kenaikan harga barang dan jasa dapat dikurangi.
G. Menurunkan laju inflasi
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter untuk menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB). Untuk menurunkan jumlah uang yang beredar, kebijakan moneter yang diambil dapat berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau pun dengan kebijakan moneter lainnya yaitu reserve requirements. Untuk menurunkan laju inflasi berarti jumlah uang yang beredar harus dikurangi. Untuk itu, dengan kebijakan reserve requirements, Bank Indonesia menetapkan kenaikan cadangan minimum dari bank-bank umum.
3. Fungsi kebijakan moneter
Kebijakan moneter berfungsi sebagai cara untuk mempengaruhi perekonomian. Dipergunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran ekonomi yang diharapkan, di antaranya ialah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengatasi pengangguran, memperbaiki neraca pembayaran yang defisit dan menjaga stabilitas nilai uang.
4. Tujuan kebijakan moneter
1) Memelihara stabilitas harga
Kebijakan moneter mempunyai sasaran untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan uang agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan uang yang dapat berakibat pada ketidakstabilan harga.
2) Mendukung pertumbuhan ekonomi yang rill yang mantap
Mantapnya kegiatan investasi dan usaha peningkatan produksi merupakan prasyarat tercapainya pertumbuhan ekonomi yang mantap. Pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai adalah pertumbuhan rill yakni pertumbuhan dalam ukuran jumlah barang dan jasa yang dihasilkan bukan pertumbuhan dalam hitungan uang semata- mata.
3) Mendukung tercapainya tingkat pengangguran yang rendah
Pengangguran yang tinggi merupakan musuh setiap perekonomian. Setiap negara berusaha melakukan kebijakan untuk menguranginya, antara lain dengan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang dilakukan dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar (JUB), dapat dilakukan melalui beberapa instrumen. Adapun instrumen kebijakan moneter di Indonesia sebagai berikut:
a. Kebijakan Moneter Kualitatif ialah kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam bentuk himbauan moral kepada para pemimpin bank-bank umum agar ikut mengamankan apa yang menjadi kebijakan Bank Indonesia. Wujud kebijakan moneter kualitatif ini antara lain:
ü bujukan moral
ü kredit selektif dan lain-lain.
b. Kebijakan Moneter Kuantitatif ialah kebijakan moneter dalam rangka pengendalian jumlah uang yang beredar melalui pengendalian besaran moneter yang berujud angka-angka. Wujud kebijakan moneter kuantitatif antara lain:
ü Politik diskonto adalah kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat menurunkan tingkat bunga pada bank. Tingkat bunga yang dapat diatur pemerintah adalah tingkat bunga pinjaman dari bank sentral kepada bank-bank umum.
ü Politik operasi pasar terbuka merupakan kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik negara.
ü Kebijakan syarat cadangan kas pada bank ialah kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan cara menetapkan jumlah minimum cadangan kas yang harus ada pada setiap bank.
Baca : Kerajaan Demak
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, antara lain:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. (Wikipedia, 2015)
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. (Wikipedia, 2015)
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio. (Wikipedia, 2015)
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. (Wikipedia, 2015)
B. UANG DAN INFLASI
1. Uang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) uang merupakan alat tukar
atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yg dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu. (kbbi.web.id, 2015)
Uang memiliki peranan penting dalam menetukan kegiatan ekonomi masyarakat suatu negara. Sudah sejak lama para ahli ekonomi sepakat bahwa uang bisa berakibat baik bagi perekonomian begitupun sebaliknya, dan para ahli ekonom juga sepakat bahwa uang yang tersedia dalam perekonomian sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kesetabilan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara .
Uang merupakan benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat perantara tukar menukar dalam perdagangan.
· Fungsi uang dalam perekonomian :
1. Sebagai alat pertukaran
2. Sebagai pengukur dan menyimpan nilai
3. Sebagai perhitungan dan akuntansi
· Motif masyarakat menyimpan uang:
Motif transaksi
Motif berjaga-jaga
Motif spekulasi
Penggunaan uang memungkinkan roda perekonomian berjalan lancar. Hal ini terjadi karena perekonomian menghasilkan produk lebih banyak dan mengurangi waktu yang digunakan oleh para penjual dan pembeli dalam mengatur perekonomian dan transaksi.
2. Inflasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) inflasi merupakan kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyak dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.(kbbi.web.id, 2015)
Inflasi merupakan kecenderungan naiknya harga umum barang dan jasa secara terus menerus akibat dari tidak ada keseimbangan arus barang dan arus uang.
Ciri-ciri terjadinya inflasi pada suatu negara sebagai berikut:
1. Pada umumnya harga-harga dalam keadaan naik secara terus-menerus
2. Banyaknya uang yang beredar melebihi kebutuhan
3. Pergerakan barang relatif sedikit
4. nilai uang ( daya beli uang ) menurun
Pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral disetiap negara. Karena inflasi dianggap sebagai bencana bagi perekenomian khususnya pada masyarakat yang memiliki pendapatan rendah, kegiatan pinjam meminjam (pemberi pinjaman beruntung, peminjam merugi), spekulasi dan persaingan dalam perdagangan internasional. Negara berkembang yang mengalami defisit nerca perdagangan dan menganut APBN defisit, biasanya melakukan penambahan dengan mencetak uang untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Apabila penctakan uang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan nasional ( GNP). Kenaikan harga atau inlfasipun tidak akan terjadi secara langsung dirasakan pada tahun pencetakan tahun tersebut, tetapi akan terasa setelah beberapa tahun ( di Indonesia dampak inflasi dirasakan setelah 2 – 3 tahun ) dari tahun saat terjadi penambahan uang dengan pencetakan uang baru fenomena ini sesuai dengan teori kuantitas Irving Fisher. Jadi dapat dikatakan bahwa teori kuantitas uang ini merupakan fondasi dari teori – teori ekonomi saat ini.
Fenomena inflasi di Indonesia menurut pandangan koynes adalah inflasi yang terjadi akibat kenaikan gaji pegawai negeri. Jika Pemerintah Indonesia mengumumkan gaji pegawai negeri, maka pemerintah menambah pengeluaran rutinnya. Kenaikan gaji tersebut biasanya akan diikuti kenaikan harga – harga bahan pokok seperti beras dan minyak goreng. Kenaikan harga barang – barang lain menyebabkan pengusaha swasta menaikan investasi karena ada keuntungan akibat harga tersebut. Kenaikan harga bahan pokok yang diikuti kenaikan harga barang – barang lainnya menyebabkan tuntutan karyawan dan buruh untuk menaikan upahnya menyesuaikan kenaikan harga bahan pokok dan barang – barang lainnya. Pada realitanya, tuntutan karyawan dan buruh seperti ini jarang sekali dapat dipenuhi karena posisi tawaran yang rendah.
Inflasipun sebenarnya bersifat relatif, karena ukuran berat atau ringannya bergantung pada kekuatan masyarakat dan negara yang mengalami inflasi . Pengaruh positif inflasi terjadi apabila inflasi masih dibawah persentasi tingkat bunga kredit yang berlaku bagi negara maju, hal demikian akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan, karena pengusaha dinegara maju dapat memanfaatkan kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
Sedangkan tingkat inflasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir rata-rata 7,98%. Salah satu cara mengatasinya yaitu dengan kebijakan moneter oleh pemerintah yang dalam hal ini menjadi tugas Bank Indonesia (BI). Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika kenaikan itu meluas dan mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Baca : Kerajaan Islam di Indonesia
Ragam inflasi dikategorikan menjadi:
1. inflasi ringan terjadi ketika kenaikan harga berada di bawah angka 10% pertahun.
2. Inflasi sedang antara 10%—30% pertahun
3. Inflasi berat antara 30%—100% pertahun
4. Hiperinflasi (inflasi yang tidak terkendali), terjadi ketika kenaikan harga berada di atas 100% pertahun.
Indikator yang sering digunakan mengukur tingkat inflasi di Indonesia yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK), yang dikelompokkan menjadi bahan makanan, makanan/minuman, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi dan komunikasi. Penyebab inflasi karena harga tersebut tidak stabil. Surveyor-nya adalah Badan Pusat Statistik (BPS)
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Jadi keadaan seperti ini akan menyusahkan rakyat kecil dimana di Indonesia sendiri belum mendapatkan solusi yang tepat karena pertumbuhan penduduk tidak sejalan dengan lapangan pekerjaan yang terbuka, sehingga pengangguranpun tidak dapat dihindari. Akan tetapi dari penjelasan singkat diatas, kebijakan moneterlah yang menjadi penentu baik atau buruknya perekonomian sebuah negara, karena setiap negara memiliki permasalahan ekonomi tersendiri.
2. Saran
Kepada pemerintah dan Bank Indonesia agar senantiasa mengawasi dan menjaga efisiensi lembaga keuangan karena hanya dengan kekonsistenan bersama lembaga tersebut dapat mengendalikan laju inflasi.
0 Response to "Peran Kebijakan Moneter Dalam Memajukan Perekonomian di Indonesia "
Post a Comment